SELAMAT DATANG DI SUMBANG DUA.COM Jl. Baturaden Timur No 35 Gandatapa-Sumbang-Banyumas Jawa Tengah .....menerima artikel, berita, informasi, dll tentang dunia kesehatan.......SEHAT KITA SEHAT UNTUK SEMUA

Selasa, 10 April 2012

Menghitung Harapan Hidup

2.8.1. Indeks Harapan Hidup

Indeks Harapan Hidup menunjukkan jumlah tahun hidup yang diharapkan dapat dinikmati penduduk suatu wilayah. Dengan memasukkan informasi mengenai angka kelahiran dan kematian per tahun variabel e0 diharapkan akan mencerminkan rata-rata lama hidup sekaligus hidup sehat masyarakat. Sehubungan dengan sulitnya mendapatkan informasi orang yang meninggal pada kurun waktu tertentu, maka untuk menghitung angka harapan hidup digunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian Trussel). Data dasar yang dibutuhkan dalam metode ini adalah rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak masih hidup dari wanita pernah kawin. Secara singkat, proses penghitungan angka harapan hidup ini disediakan oleh program Mortpak. Untuk mendapatkan Indeks Harapan Hidup dengan cara menstandarkan angka harapan hidup terhadap nilai maksimum dan minimumnya.



Angka Harapan Hidup (e0) (AHHo)
Merupakan perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang mungkin akan dicapai oleh sekelompok penduduk

Angka harapan hidup atau e0 dihitung menggunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian Trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang masih hidup.
Metode Trussel selama ini dianggap cukup moderat untuk menghitung angka harapan hidup penduduk dibandingkan metode lainnya




Titik awal untuk menghitung harapan hidup adalah angka kematian usia tertentu dari anggota populasi. Sebuah model yang sangat sederhana dari usia kematian spesifik menggunakan fungsi Gompertz, meskipun hari ini metode yang lebih canggih yang digunakan.

Dalam kasus dimana jumlah data yang relatif kecil, metode yang paling umum adalah untuk menyesuaikan data ke rumus matematika, seperti perpanjangan dari fungsi Gompertz, atau untuk melihat di meja kematian ditetapkan sebelumnya diturunkan untuk populasi yang lebih besar dan membuat penyesuaian sederhana untuk itu (misalnya kalikan dengan faktor konstan) agar sesuai dengan data.

Dengan sejumlah besar data, satu melihat pada angka kematian sebenarnya mengalami pada usia masing-masing, dan berlaku smoothing (misalnya dengan splines kubik) untuk besi keluar setiap fluktuasi statistik tampaknya acak dari satu tahun usia ke yang berikutnya.

Sedangkan data yang diperlukan dengan mudah diidentifikasi dalam kasus manusia, perhitungan harapan hidup produk industri dan hewan liar melibatkan teknik yang lebih tidak langsung. Harapan hidup dan demografi hewan liar yang sering diperkirakan dengan menangkap, menandai dan merebut kembali mereka. Kehidupan produk, kehidupan rak lebih sering disebut juga dihitung dengan menggunakan metode yang serupa. Dalam kasus berumur panjang komponen seperti yang digunakan dalam aplikasi kritis, seperti di pesawat metode seperti penuaan dipercepat digunakan untuk model harapan hidup komponen.

Usia-spesifik angka kematian dihitung secara terpisah bagi kelompok-kelompok yang terpisah dari data yang diyakini memiliki tingkat kematian yang berbeda (misalnya laki-laki dan perempuan, dan mungkin perokok dan non-perokok jika data tersedia secara terpisah bagi kelompok-kelompok) dan kemudian digunakan untuk menghitung tabel kehidupan, dari yang satu dapat menghitung probabilitas untuk selamat sampai usia masing-masing. Dalam notasi aktuaria probabilitas hidup dari usia''x''usia''x + n''dilambangkan \, _np_x \! dan probabilitas kematian selama usia''x''(yaitu antara usia''x''dan''x''+1) dinotasikan q_x \! . Sebagai contoh, jika 10% dari sekelompok orang hidup pada ulang tahun ke-90 mereka mati sebelum ulang tahun 91 mereka, maka usia tertentu probabilitas kematian di usia 90 akan menjadi 10%. Catatan bahwa ini adalah probabilitas daripada tingkat kematian.

Harapan hidup pada usia''x'', dinotasikan \, E_x \! , Kemudian dihitung dengan menjumlahkan probabilitas bertahan untuk setiap usia. Ini adalah jumlah yang diharapkan selesai tahun tinggal (satu mungkin berpikir itu sebagai jumlah mereka merayakan ulang tahun).e_x = \ sum_ {t = 1} ^ {\ infty} \, _tp_x = \ sum_ {t = 0} ^ {\ infty} t \, _tp_x Q_ {x + t}

Karena usia dibulatkan ke ulang tahun terakhir, pada rata-rata orang hidup setengah tahun di luar ulang tahun terakhir, sehingga setengah tahun ditambahkan ke harapan hidup untuk menghitung harapan hidup penuh. (Hal ini dilambangkan dengan \, E_x \! dengan lingkaran atas "''e''".)

Harapan hidup adalah dengan definisi suatu aritmatika berarti. Hal ini juga dapat dihitung dengan mengintegrasikan kurva kelangsungan hidup dari usia 0 sampai tak terhingga positif (atau ekuivalen dengan umur maksimum, kadang-kadang disebut 'omega'). Untuk kohort punah atau selesai (semua orang yang lahir di tahun 1850, misalnya), tentu saja, itu hanya dapat dihitung dengan rata-rata usia pada saat kematian. Untuk kohort dengan beberapa korban, diperkirakan dengan menggunakan pengalaman kematian dalam beberapa tahun terakhir. Perkiraan ini disebut kohort harapan masa hidup.

Penting untuk dicatat bahwa statistik ini biasanya didasarkan pada pengalaman masa lalu kematian, dan mengasumsikan bahwa usia-spesifik yang sama angka kematian akan terus ke masa depan. Dengan demikian angka harapan hidup seperti perlu disesuaikan untuk tren sementara sebelum menghitung berapa lama seorang individu yang saat ini tinggal dari usia tertentu diharapkan untuk hidup. Periode harapan hidup tetap statistik yang umum digunakan untuk meringkas status kesehatan saat ini populasi.

Namun untuk beberapa tujuan, seperti perhitungan pensiun, biasanya untuk menyesuaikan tabel kehidupan digunakan, sehingga dengan asumsi bahwa usia-spesifik angka kematian akan terus menurun selama bertahun-tahun, seperti yang mereka lakukan di masa lalu. Hal ini sering dilakukan dengan hanya ekstrapolasi tren masa lalu, namun beberapa model yang ada untuk menjelaskan evolusi kematian (misalnya, Lee-Carter model).

Seperti dibahas di atas, secara individual, ada sejumlah faktor yang telah terbukti berkorelasi dengan kehidupan yang lebih panjang. Faktor-faktor yang berhubungan dengan variasi dalam harapan hidup termasuk riwayat keluarga, status perkawinan, status ekonomi, fisik, olahraga, diet, penggunaan obat-obatan termasuk konsumsi rokok dan alkohol, disposisi, pendidikan, lingkungan, tidur, iklim, dan perawatan kesehatan. yang menggunakan dekomposisi nilai singular pada set ditransformasikan usia tertentu untuk mengurangi angka kematian dimensi mereka untuk serangkaian waktu tunggal, meramalkan bahwa time series, dan kemudian pulih set lengkap angka kematian usia tertentu dari nilai diperkirakan. Software untuk pendekatan ini termasuk Profesor Rob J. Hyndman 's paket R dan sistem LCFIT UC Berkeley.


Tambahan : Di Indonesia usia hidup dihitung dengan metode tidak langsung. Metode ini menggunakan dua macam data dasar yaitu rata-rata anak yang dilahirkan hidup dan rata-rata anak yang masih hidup.

ANGKA HARAPAN HIDUP

Konsep Dasar ( Universitas Gunadarma 2010 )

Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
Definisi
Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.
Angka harapan hidup saat lahir adalah rata – rata hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada tahun tertentu.

Kegunaan

Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
Cara Menghitung
Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan Hidup digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite.
Contoh
Angka Harapan Hidup yang terhitung untuk Indonesia dari Sensus Penduduk Tahun 1971 adalah 47,7 tahun. Artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1971 (periode 1967-1969) akan dapat hidup sampai 47 atau 48 tahun. Tetapi bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1980 mempunyai usia harapan hidup lebih panjang yakni 52,2 tahun, meningkat lagi menjadi 59,8 tahun untuk bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1990, dan bagi bayi yang dilahirkan tahun 2000 usia harapan hidupnya mencapai 65,5 tahun. Peningkatan Angka Harapan Hidup ini menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia selama tiga puluh tahun terkahir dari tahun 1970-an sampai tahun 2000.
Tabel 6. Angka Harapan Hidup Saat Lahir Menurut Beberapa Propinsi dan Kabupaten/Kota, yang dihitung dari data Susenas 2004 memakai program Mortpak4.
Propinsi/Kabupaten Angka Harapan Hidup Laki-laki Angka Harapan Hidup Perempuan
Sumatera Selatan 65,5 69,5
Kab. OKI 64,4 68,5
Kota Palembang 69,9 73,5
Jawa Barat 63,8 68,0
Kab. Kuningan 63,4 67,7
Kota Bandung 70,0 73,6
NTT 62,9 67,2
Kab. Flores Timur 63,5 67,8
Kab. Timor Tengah Utara 62,6 67,0

Harapan Hidup
Harapan hidup yang diharapkan (dalam arti statistik) jumlah tahun kehidupan yang tersisa di usia tertentu. Hal ini dilambangkan dengan e x, yang berarti rata-rata jumlah tahun kehidupan berikutnya bagi orang sekarang berusia x, menurut pengalaman kematian tertentu. Dalam literatur teknis, simbol ini berarti rata-rata jumlah tahun kehidupan lengkap yang tersisa, yaitu tidak termasuk pecahan dari satu tahun. Statistik yang terkait termasuk pecahan dari setahun, yaitu makna normal harapan hidup, memiliki lambang dengan lingkaran kecil di atas e.) Harapan hidup dari sekelompok individu sangat bergantung pada kriteria yang digunakan untuk memilih kelompok. Harapan hidup biasanya dihitung secara terpisah untuk pria dan wanita.
Di negara-negara dengan tingginya angka kematian bayi bunga, harapan hidup saat kelahiran sangat sensitif terhadap tingkat kematian dalam beberapa tahun pertama kehidupan. Ukuran lain seperti usia harapan hidup pada 5 (e 5) dapat digunakan untuk mengeluarkan efek dari kematian bayi untuk memberikan ukuran sederhana keseluruhan selain tingkat kematian pada anak usia dini.
Harapan ife istilah yang paling sering digunakan dalam konteks populasi manusia, tetapi juga digunakan dalam pabrik atau hewan ekologi itu dihitung dengan analisis tabel kehidupan (juga dikenal sebagai tabel aktuaria). Istilah harapan hidup juga dapat digunakan dalam konteks objek yang dibuat walaupun istilah yang terkait kehidupan rak digunakan untuk produk-produk konsumen dan istilah berarti waktu untuk breakdown (MTTB) digunakan dalam literatur rekayasa.

Rata-rata Angka Harapan Hidup pada saat lahir (eo) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu Indikator Kesejahteraan Rakyat. Dengan asumsi kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun serta perubahan susunan umur penduduk seperti telah diuraikan di atas maka harapan hidup penduduk Indonesia (laki-laki dan perempuan) naik dari 67,8 tahun pada periode 2000-2005 menjadi 73,6 tahun pada periode 2020-2025. Dalam Tabel 3.7 juga terlihat bahwa variasi harapan hidup menurut provinsi tidak terlalu besar pada awal tahun proyeksi, angka harapan hidup terendah 60,9 tahun untuk Nusa Tenggara Barat dan tertinggi 73,0 tahun untuk DI Yogyakarta. Pada akhir periode proyeksi variasi itu menjadi berkisar antara 70,8 tahun 75,8 tahun untuk provinsi-provinsi yang sama seperti pada awal proyeksi.

Propinsi Periode
2000-2005
(2002) 2005-2010
(2007) 2010-2015
(2012) 2015-2020
(2017) 2020-2025
(2022)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 67.2 67.3 69.2 71.1 72.8
12. SUMATERA UTARA 68.6 70.5 72.1 73.2 74.0
13. SUMATERA BARAT 66.8 69.2 71.2 72.8 73.8
14. RIAU 68.0 70.1 71.9 73.2 74.0
15. JAMBI 67.0 69.1 70.8 72.0 72.9
16. SUMATERA SELATAN 66.9 69.2 71.2 72.7 73.6
17. BENGKULU 66.8 68.9 70.7 72.3 73.4
18. LAMPUNG 67.9 70.1 71.8 73.1 73.8
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 66.9 69.0 70.8 72.1 73.0
31. DKI JAKARTA 73.0 74.0 74.7 75.4 75.8
32. JAWA BARAT 66.6 69.0 70.9 72.3 73.2
33. JAWA TENGAH 68.9 71.0 72.6 73.6 74.2
34. D I YOGYAKARTA 73.0 74.0 74.7 75.4 75.8
35. JAWA TIMUR 67.8 70.0 71.9 73.2 73.9
36. BANTEN 64.6 67.3 69.4 70.9 71.9
51. B A L I 70.6 72.4 73.5 74.2 74.6
52. NUSA TENGGARA BARAT 60.9 64.4 67.2 69.3 70.8
53. NUSA TENGGARA TIMUR 66.1 68.4 70.3 71.9 72.9
61. KALIMANTAN BARAT 66.1 68.5 70.4 71.7 72.5
62. KALIMANTAN TENGAH 67.8 70.0 71.7 72.6 73.0
63. KALIMANTAN SELATAN 64.1 66.9 69.2 70.9 72.1
64. KALIMANTAN TIMUR 69.6 71.6 73.1 74.1 74.6
71. SULAWESI UTARA 72.3 73.6 74.4 75.1 75.6
72. SULAWESI TENGAH 64.5 67.0 69.1 70.8 72.0
73. SULAWESI SELATAN 66.3 68.8 70.9 72.4 73.3
74. SULAWESI TENGGARA 66.9 69.1 70.8 72.1 72.9
75. GORONTALO 66.3 68.7 70.7 72.0 72.8
81. M A L U K U 65.3 67.7 69.8 71.3 72.5
82. MALUKU UTARA 63.3 66.3 68.7 70.5 71.9
94. PAPUA 66.1 68.4 70.3 71.8 72.7

Angka Harapan Hidup, Infant Mortality Rate, Total Fertility Rate dan Rata-rata
Umur Perkawinan Pertama Menurut Kabupaten / Kota di Jawa Barat
Tahun 2003-2005

Propinsi : 32 JAWA BARAT
Lokasi Angka Harapan Hidup (AHH) Infant Mortality Rate (IMR) Total Fertility Rate (TFR) Rata-rata Umur Perkawinan Pertama
2003 2004 2005 2003 2004 2005 2004 2005 2004 2005
KABUPATEN
01 BOGOR 66.82 66.94 67.10 47.41 44.50 42.42 204 2.02 21.82 22.44
02 SUKABUMI 64.80 64.82 65.70 64.05 45.87 44.50 223 2.05 21.38 21.70
03 CIANJUR 64.60 65.05 65.61 52.10 50.75 48.50 224 2.06 21.25 21.44
04 BANDUNG 65.40 65.85 66.23 47.70 46.37 43.50 200 2.09 21.65 22.10
05 GARUT 61.50 62.02 62.64 56.98 55.94 54.83 256 2.46 22.49 22.86
06 TASIK MALAYA 66.15 66.72 67.05 55.50 48.75 45.50 237 2.39 21.82 22.12
07 CIAMIS 65.24 65.85 65.91 53.51 51.40 49.91 205 2.07 22.16 22.79
08 KUNINGAN 68.98 69.02 69.08 48.50 47.35 42.52 188 1.81 22.32 22.56
09 CIREBON 63.50 64.47 64.78 54.70 54.46 52.24 212 2.05 22.04 22.47
10 MAJALENGKA 67.02 67.41 67.70 49.78 48.50 44.24 187 1.84 22.90 22.45
11 SUMEDANG 67.74 67.87 67.94 41.85 39.52 39.02 211 2.17 22.37 22.15
12 INDRAMAYU 64.15 64.36 65.03 55.64 53.89 51.33 219 2.22 21.50 21.22
13 SUBANG 67.40 67.81 67.87 42.39 41.00 40.67 187 1.87 21.07 21.18
14 PURWAKARTA 66.84 67.13 64.66 57.32 43.36 41.50 191 1.72 22.84 22.05
15 KARAWANG 65.75 66.12 66.73 58.50 55.70 48.29 189 1.83 21.35 21.64
16 BEKASI 68.50 68.64 68.73 53.00 46.61 45.43 198 1.89 22.21 22.02
KOTA
71 BOGOR 71.20 71.66 71.80 28.47 26.64 26.32 140 1.85 26.61 25.55
72 SUKABUMI 71.24 71.40 71.65 38.96 34.50 32.27 187 1.99 24.70 24.36
73 BANDUNG 72.52 72.54 72.56 36.10 35.88 35.01 186 1.86 26.68 24.43
74 CIREBON 68.52 69.16 69.23 37.71 32.50 31.67 166 1.73 26.25 26.37
75 BEKASI 68.50 69.38 69.49 35.54 32.77 31.95 143 1.66 25.24 25.20
76 DEPOK 71.96 72.17 72.97 33.38 29.28 28.07 195 1.88 25.87 25.55
77 CIMAHI 68.90 70.60 71.75 - 34.16 31.15 193 1.62 24.35 24.86
78 TASIKMLAYA 66.40 67.05 67.43 - 43.88 41.36 216 2.12 23.78 23.07
79 BANJAR 65.24 65.42 65.54 - 43.60 42.67 192 1.95 22.47 22.95
Propinsi 64.94 65.34 66.57 42.50 41.72 40.87 212 2.10 22.37 22.40

Angka Harapan Hidup Tahun 2010, 70 Tahun


Derajat kesehatan suatu daerah dapat dilihat dari seberapa baik unsur kualitas hidup dan unsur mortalitas serta unsur-unsur yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizinya. Demikian pernyataan Plh. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Sulis Astuti.
Menurut Sekretaris yang merangkap Plh. Kadinkes ini, angka harapan hidup waktu lahir merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup (AHH) masyarakat. Sementara untuk mortalitas, ada lima indikator yang dijadikan ukuran yaitu, angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian anak balita (AKAB) per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian pneumonia pada balita per 1.000 balita, angka kematian diare pada balita per 1.000 balita dan angka kematian ibu melahirkan (AKI) per 100.000 kelahiran hidup.
Sulis menambahkan, untuk morbiditas yang dipakai ukuran adalah angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) per 100.000 penduduk, angka kesakitan malaria per 1.000 penduduk, persentase kesembuhan TB Paru, persentase penderita HIV/AIDS terhadap penduduk beresiko dan angka acute flaccid paralysis (AFP) pada anak usia < 15 tahun per 100.000 anak.
Sementara untuk status gizi mempergunakan indikator persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), persentase anak balita dengan gizi baik, prevalensi anemia gizi, prevalensi gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY).
Sementara itu, Kepala Bagian Kominfo Tutug Edi Utomo ketika ditanya kondisi saat ini, langsung merujuk buku profil kesehatan Kabupaten Probolinggo tahun 2007 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.
Menurut Tutug, angka harapan hidup (AHH) Kabupaten Probolinggo berangsur-angsur naik. Hasil survei indeks pembangunan manusia yang dikeluarkan UNDP dan BPS tahun 2005 menyebutkan, AHH Kabupaten Probolinggo tahun 1996 tercatat 58,8 tahun, tahun 2002 naik menjadi 60,15 tahun, tahun 2004 naik lagi menjadi 60,47 tahun dan tahun 2005 naik menjadi 61,08 tahun.
“Angka harapan hidup sekitar 60 tahun ini harus ditingkatkan terus, karena masih lebih rendah dari rata-rata Propinsi Jawa Timur, dimana tahun 2004 lalu sudah mencapai 64,69 tahun dan target Indonesia Sehat tahun 2010 yang mengupayakan AHH Indonesia harus mencapai 67,9 tahun” ujarnya.
Menyongsong Indonesia Sehat 2010, Pemerintah Kabupaten Probolinggo, kata Tutug, telah menetapkan angka harapan hidup sebesar 70 tahun pada thun 2010 mendatang. Penambahan usia harapan hidup waktu lahir menunjukkan telah terjadinya peningkatan kemampuan penduduk dalam memperbaiki kualitas hidup dan lingkungan. Peningkatan kualitas hidup akan sebanding dengan peningkatan status sosio-ekonomi keluarga. Sedangkan kualitas lingkungan, biasanya berkaitan dengan kesadaran masyarakat untuk hidup dalam lingkungan fisik yang lebih baik.
Disamping itu, angka harapan hidup berhubungan dengan angka kematian bayi. Semakin rendah angka kematian bayi maka angka harapan hidupnya semakin tinggi. Dengan demikian, menurunkan angka kematian bayi adalah sesuatu yang mutlak untuk meningkatkan angka harapan hidup.
Tutug mengingatkan, bayi merupakan kelompok umur yang paling peka terhadap aspek-aspek kesehatan karena sistem pertahanan tubuh yang belum sempurna menyebabkan bayi mudah terkena penyakit terutama infeksi. “Oleh karena itu angka kematian bayi digunakan sebagai indikator mengukur derajad kesehatan masyarakat dan perkembangan sosial masyarakat, karena di dalamnya tampak aspek gizi, kesehatan masyarakat dan keadaan lingkungan” ujarnya. (tom)

Harapan Hidup Penduduk Indonesia Capai 73,7 Tahun

Angka harapan hidup sekitar 273,65 juta jiwa penduduk Indonesia pada 2025 diperkirakan dapat mencapai 73,7 tahun, meningkat 4,7 tahun dari angka harapan hidup saat ini yang hanya 69,0 tahun.
Pada periode 20 tahun yang akan datang, Indonesia diperkirakan dapat menekan angka kelahiran total atau total fertility rate dan angka kematian bayi atau infant mortality rate serta meningkatkan jumlah penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas).
Data tersebut tertuang dalam buku "Proyeksi Penduduk Indoensia 2005" yang disusun oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas dan Badan Pusat Statistik yang bekerja sama dengan lembaga dana Kepedudukan PBB/UNFPA, yang diluncurkan di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa.
Menurut perkiraan BPS, angka kelahiran total yang saat ini mencapai 2,23 bayi per wanita akan turun menjadi 2,07 bayi per wanita pada 2025.
Selain itu, angka kematian bayi juga dapat ditekan dari 32 bayi per 1000 kelahiran hidup menjadi 15 bayi per 1000 kelahiran hidup.
Sementara itu, proporsi penduduk usia lanjut akan meningkat dari 5% saat ini menjadi 8,5% pada 2025.
Menurut Kepala BPS, Dr. Choiril Maksum pembuatan proyeksi penduduk dengan kurun waktu yang panjang dimaksudkan agar hasilnya dapat dipergunakan terutama untuk perencanaan jangka panjang.
Proses penyusunan proyeksi penduduk itu dimulai pada pertengahan November 2004 dengan kerjasama beberapa lembaga terkait antara lain, Departemen Kesehatan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Ikatan Peminat dan ahli Demografi Indonesia (IPADI) serta tim konsultan yang terdiri dari para pakar demografi dan statistik.
Proyeksi penduduk itu oleh pemerintah akan dijadikan acuan penyusunan kebijakan publik khususnya kebijakan yang membutuhkan dukungan data kependudukan.
Harapan yang sama juga diungkapkan perwakilan UNFPA untuk Indonesia, Benard Coquelin.
"Buku proyeksi penduduk ini, dapat digunakan untuk mengantisipasi perubahan demografi masa depan dan memungkinkan pemerintah untuk membuat kebijakan dan peraturan yang tepat," kata Coquelin.
Dalam sambutannya dia juga mengingatkan tentang peningkatan proporsi penduduk usia lanjut.
Coquelin mengatakan bahwa pemerintah perlu memberikan perhatian lebih mengenaik kebijakan nasional terkait penduduk usia lanjut dan penerapannya serta merencanakan program-program khusus untuk memastikan pemberdayaan dan kesejahteraan penduduk usia lanjut.




Angka Harapan Hidup Di Bawah Nasional

Mataram : Tingkat derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga kini masih berada di bawah rata-rata nasional.
Misalnya untuk angka harapan hidup bagi masyarakat NTB masih berada pada 59,8 tahun sementara nasional 77,3 tahun. Menurut Koordinator Lapangan Sukarelawan Perjuangan Rakyat Pembebasan Tanah Air (Spartan) NTB Yuda Anggara, di Mataram.

Ketika melakukan unjuk rasa yang menolak pemerintahan pro-neolobralisme di Jalan Airlangga Mataram yang diikuti puluhan anggota organisasi itu, dia mengatakan, penduduk miskin di NTB tercatat 24,94 persen atau sekitar 1,03 jiwa dari jumlah penduduk NTB 4,5 juta jiwa sehingga NTB berada pada urutan 32 dari 33 propinsi di Indonesia.

Hal ini akibat berbagai kekeliruan seperti hampir semua kekayaan alam dikasai oleh pihak asing dan di NTB terlihat dengan bertele-telenya proses divestasi saham PT NNT kepada pemerintah. Akibat dari kebijakan yang kontra produktif itu banyak menimbulkan konflik baik secara perikal maupun horizontal seperti banyaknya bermunculan kasus agraria di daerah yang akan dijadikan sentra pariwisata itu. Contohnya, kondisi kaun tani di Lombok Timur, yakni di Sekaroh, Jereweh Sumbawa dan lainya demikian juga keberadaan pedagang kaki lima di daerah pariwisata yang selalu diobok-obok oleh pihak – pihak tidak berwenang.

Unjuk rasa dilakukan di perempatan Jalan Air Langga Mataram sebagai pusat keramaian, sehingga aksi itu mengganggu lalu lintas dan polisi lalu lintas untuk sementara terpaksa mengalihkan jalur kendaraan. Sebelumnya, sedikitnya 20 orang pengunjuk rasa yang menolak praktek neoliberalisme kembali berunjuk rasa di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Mataram. Para mahasiswa dari berbagai organisasi seperti Liga Mahasiswa Nasiona Untuk Demokrat (LMND), Aliansi Mahasiswa Samawa Indonesia (AMSI) dan Komite Serikat Rakyat Miskin Indonesia (KP-SRMI), juga menyoroti berbagai permasalahan di daerah itu.

Harapan hidup saat kelahiran: total penduduk: 70,76 tahun
male: 68.26 years laki-laki: 68,26 tahun
female: 73.38 years (2009 est.) perempuan: 73,38 tahun (2009 est)
Year Tahun Life expectancy at birth Harapan hidup saat kelahiran Rank Rank Percent Change Persen Perubahan Date of Information Tanggal Informasi
2003 2003 68.94 68,94 135 135 2003 est. 2003 est
2004 2004 69.57 69,57 135 135 0.91 % 0.91% 2004 est. 2004 est
2005 2005 69.57 69,57 137 137 0.00 % 0.00% 2005 est. 2005 est
2006 2006 69.87 69,87 137 137 0.43 % 0.43% 2006 est. 2006 est
2007 2007 70.16 70,16 134 134 0.42 % 0,42% 2007 est. 2007 est
2008 2008 70.46 70,46 135 135 0.43 % 0.43% 2008 est. 2008 est
2009 2009 70.76 70,76 136 136 0.43 % 0.43% 2009 est. 2009 est

Tahun 2025, Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia 73,7 Tahun
Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Pada tahun yang sama angka harapan hidup diperkirakan mencapai 73,7 tahun, suatu peningkatan yang cukup tinggi dari angka 69,0 tahun pada saat ini. Selain itu, dalam periode 20 tahun yang akan datang, Indonesia diperkirakan dapat menekan angka kelahiran total (Total Fertility Rate -TFR) dan angka kematian bayi (Infant Mortality Rate - IMR) serta meningkatkan proporsi penduduk usia lanjut.
Kesimpulan: Catatan ini berisi rata-rata jumlah tahun yang harus dijalani oleh sekelompok orang yang lahir pada tahun yang sama, jika tingkat kematian pada setiap zaman tetap konstan di masa mendatang. Entri mencakup total populasi serta komponen laki-laki dan perempuan. Harapan hidup saat kelahiran juga merupakan ukuran kualitas hidup secara keseluruhan di suatu negara dan merangkum kematian di segala usia. Juga dapat dianggap sebagai menunjukkan laba potensial atas investasi dalam modal manusia dan diperlukan untuk perhitungan aktuaria berbagai ukuran.


Meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH)

Salah satu indikator penting dalam pembangunan adalah Human Development Index (HDI)/
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari indeks ekonomi (pendapatan riil per kapita), indeks pendidikan (angka melek huruf dan lama sekolah), dan indeks kesehatan
(umur harapan hidup waktu lahir). Untuk menentukan peringkat kabupaten/kota dalam pembangunan kesehatan disusunlah Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) yaitu indikator komposit yang
menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan, dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), dan Survei Potensi Desa (Podes).
Secara nasional Kabupaten Brebes berada pada posisi ke 292 dari 440 kabupaten/kota. Tetapi tetap saja di tingkat Provinsi Jawa Tengah, IPKM Kabupaten Brebes berada pada peringkat paling bawah di antara 35 kabupaten/kota (Diseminasi Hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 di Mataram, Nusa Tenggara Barat).
Angka Harapan Hidup adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.Idealnya cara menghitung Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan
registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian.
Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan Hidup digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite.

Tabel Umur Harapan Hidup (UHH) Kabupaten BrebesTahun 1996-2009


TAHUN        UMUR HARAPAN HIDUP (UHH) 
                      BPS BREBES      BPS PROVINSI

1996                59,8 Tahun              59,8 Tahun

1999               63,3 Tahun               63,3 Tahun

2002               64,2 Tahun              64,2 Tahun

2003               64,9 Tahun              64,9 Tahun

2004              65,5 Tahun              65,5 Tahun

2005              66,3 Tahun              66,3 Tahun

2006              65,89 Tahun            65,89 Tahun

2007             68,04 Tahun             66,75 Tahun

2008             69 Tahun                  67,08 Tahun

2009            69,44 Tahun             67,37 tahun

Sumber : BPS Kab. Brebes dan BPS Provinsi Jawa tengah

Ada 24 indikator kesehatan yang digunakan dalam IPKM dengan nilai korelasi UHH yang tertinggi. Indikator kesehatan tersebut adalah prevalensi balita gizi buruk dan kurang, prevalensi balita sangat pendek dan pendek, prevalensi balita sangat kurus dan kurus, prevalensi balita gemuk, prevalensi diare, prevalensi pnemonia, prevalensi hipertensi, prevalensi gangguan mental, prevalensi asma, prevalensi penyakit gigi dan mulut, prevalensi disabilitas, prevalensi cedera, prevalensi penyakit sendi, prevalensi ISPA, proporsi perilaku cuci tangan, proporsi merokok tiap hari, akses air bersih, akses sanitasi, cakupan persalinan oleh nakes, cakupan pemeriksaan neonatal-1, cakupan imunisasi lengkap, cakupan penimbangan balita, ratio Dokter/Puskesmas, dan ratio bidan/desa.Berdasarkan keterangan dari Inneke Tri Sulistyowati, SKM,M.Kes selaku Kabid PPSDK Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, bahwa program kegiatan yang dilakukan untuk
akselerasi peningkatan IPM bidang kesehatan di Kabupaten Brebes adalah :

1. Melaksanakan upaya kesehatan yang berkualitas dan menyeluruh
a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
b. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya
c. Pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya
d. Kemitraan kesehatan bagi pasien kurang mampu.
e. Pengadaan peralatan kesehatan
f.Jaminan pertolongan persalinan (Jampersal)
g. Pelayanan kesehatan Ibu, Bayi, dan Anak
h. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat.
i. Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
j. Pemberian makanan tambahan dan vitamin
k. Penanggulangan KEP (Kurang Energi Protein), Anemia, Gaky (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium), Kekurangan Vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya.l. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
m. Penyehatan lingkungan
n. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
o. Pelayanan imunisasi
p. Surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB

1. Peningkatan kualitas pemerataan sumber daya kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan
a. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana prasarana puskesmas dan jaringannya.
b. Pengadaan , peningkatan sarana dan prasarana RSUD Bumiayu

Strategi yang diterapkan dalam melaksanakan program-program kegiatan tersebut adalah :

1. Setiap sarana pelayanan kesehatan tersedia cukup obat dan peralatan kesehatan
2. Semua ketersediaan farmasi dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
3. Rumah sakit, puskesmas, dan jaringannya memenhui standar mutu.
4. Setiap sarana pelayanan kesehatan di rumah sakit, puskesmas, dan jaringannya memenhui standar mutu.
5. Setiap sarana pelayanan kesehatan tersedia sumber daya manusia yang kompeten
6. Setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
7. Setiap bayi, anak, ibu hamil dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari penyakit.
8. Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
9. Seluruh keluarga sadar gizi
10. Setiap kejadian termasuk KLB (Kejadian Luar Biasa) dilaporkan secara cepat dan
     tepat.

Oleh : Ismawan Nur Laksono
http://dinkes.brebeskab.go.id/attachments/article/100/Meningkatkan%20Umur%20Harapan%20Hidup.pdf

Sabtu, 10 Maret 2012

Air Yang Diminum Hari Ini Akan Keluar 10-50 Hari Lagi

Pasti kamu mengira jika air yang kamu minum sekarang akan keluar hari itu juga ternyata air yang kamu minum akan berada di dalam tubuh kamu dan akan di keluarkan 10-50 hari setelah kamu minum air mau tahu kenapa berikut penjelasanya seperti yang SumbangDua.com kutip dari ForumLangit.com berikut ini.

Perjalanan air dalam tubuh terdiri dari 3 proses, yaitu diserap, disalurkan dan diperbaharui. Saat air masuk dalam saluran pencernaan, air akan melewati pembuluh kapiler dan darah serta akan masuk ke dalam sel-sel darah.

Air menjangkau sel dalam waktu 5 menit setelah masuk ke dalam tubuh. Setelah itu air akan mengalir dan tersebar di dalam dan di sekitar organ sel. Saat air telah masuk ke plasma, maka air akan disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.

“Air merupakan zat gizi makro yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, seperti halnya karbohidrat, lemak dan protein. Bahkan jumlahnya paling banyak yaitu 2 L, kalau nasi kan tidak mungkin sebanyak itu,” jelas Dr dr Saptawati Bardosono, MSc, dari Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM, dalam acara Konferensi Pers ‘Hari Ginjal Sedunia: Sayangi Ginjal Anda, Minumlah Air Putih yang Cukup!’ di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (6/3/2012).

Berdasarkan penelitian TRIP yang dilakukan oleh Profesor Francois Peronnet dari Universitas Montreal, Kanada, menemukan bahwa air yang diminum akan masuk ke dalam sel dalam waktu 5 menit.

Penelitian yang telah dipublikasikan dalam dalam European Journal of Applied Physiology tahun 2011 juga menemukan bahwa pada orang-orang yang biasa minum air putih 2 liter sehari, ternyata air berada di dalam tubuh selama 10 hingga 50 hari.

Air yang dikonsumsi setiap hari akan bertahan di dalam tubuh selama 10 hari yang kemudian akan dikeluarkan melalui urine, keringat, uap pernapasan dan tinja.

“Sedangkan tetes terakhir air yang kita minum hari ini akan keluar 50 hari kemudian. Jadi tidak betul kalau kita minum air hari ini terus langsung keluar hari ini juga, yang keluar hari ini adalah air yang diminum 50 hari sebelumnya,” jelas Dr Tatik.

Nah, melihat perjalanan air dalam tubuh dan waktu yang cukup lama berada di dalam tubuh, maka harus benar-benar diperhatikan air yang diminum memiliki kualitas yang baik.

“Minum air itu penting, kompisisinya juga penting karena tidak semua air bagus untuk ginjal,” jelas Dr dr Parlindungan Siregar, SpPD-KGH dari bagian Ginjal dan Hipertensi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Menurut Dr Parlin, air minum yang sehat haruslah memenuhi syarat sebagai berikut:

Jernih
Tidak berasa
Tidak berbau
Kandungan kuman rendah
Kandungan mineral seperti kalsium, magnesium harus rendah.

“Air minum apa saja bisa, entah dari sumur pompa lalu dimasak atau air isi ulang, yang penting harus memenuhi syarat air minum yang bisa dikonsumsi. Kandungan mineralnya juga harus diperhatikan karena air yang mengandung magnesium sangat berpengaruh pada terbentuknya batu ginjal,” tutup Dr Parlin.









Rabu, 22 Februari 2012

INTERMEZZO: Timbangan



                                                                                                                               Ada seorang petani pekerja keras namun sangat lugu. Tiap hari pergi ke sawah sejak pagi hingga sore.                    Setiap kali dia ke sawah, dia selalu melewati puskesmas yang terdapat fasilitas alat timbang gratis bagi tiap warga desa yang lewat. Rupanya fasilitas itu sengaja disediakan oleh dokter puskesmas untuk menjalin komunikasi dan pelayanan yang baik dengan warga desa.

Setiap pulang dari sawah, dengan menggendong bebannya yang berat, petani itu mampir sebentar di puskesmas dan menimbang badannya. Ia selalu melihat berat badannya selalu 80 kg. Apalagi orang-orang yang melihatnya menimbang juga selalu tertwa atau menahan tawa. Ia pikir mereka menertawakannya karena ia benar-benar gendut.. Akhirnya ia berpikir untuk diet, namun keadaannya tak pernah membaik. Setiap menimbang, berat badannya selalu saja 80 kg.

Suatu hari, si petani bertanya kepada salah satu dokter yang lewat ketika ia sedang menimbang dan berkata: “ Dok, saya heran. Koq berat badan saya selalu 80 kg, padahal saya selalu diet? Lagipula saya kan juga jarang makan yang enak-enak kayak orang kota. “

Sang dokter hanya senyum-senyum melihat kelakuan si petani polos tersebut. Si petani malah kebingungan dan terus mendesak si dokter untuk memberitahukan alasannya. Si dokter pun menjawab sambil menahan ketawa: “ Yah jelas aja, mas. Mas kan nimbang sambil bawa alat-alat macul mas. Jelas aja berat. Pantaslah mereka semua yang ngeliat mas ketawa. Wong saya aja ketawa. Mas, kalo mau nimbang, yah di taruh dulu alat-alat maculnya. Lagian berat badan badannya situ sebetulnya 70 kg. Masih normal. Ga perlu diet. “

Maka merahlah muka si petani menahan malu dan buru-buru ngacir dari puskesmas tersebut.
  



PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

DEFINISI ;

Dr AZRUL AZWAR, MPH ( 1990 )

Pusat Kesehatan Masyarakat : adalah suatu keseatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk-bentuk usaha kesehatan pokok

DEPARTEMEN KESEHATAN RI 1981

Pusat Kesehatan Masyrakat ( Puskesmas ) adalah : suatu kesatuan organisasi Kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi di masyaakat disuatu wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok

DEPARTEMEN KESEHATAN RI 1987
Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan esehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya

Puskesmas adalah : suatu unit organisasi fungsional yang secara profesional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu

DEPARTEMEN KESEHATA RI 1991
Organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pembangunan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan esehatan secara menyeluruh dan terpadu pada masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha kesehatan pokok

•FUNGSI PUSKESMAS
•Ada 3 fungsi pokok Puskesmas
1.Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
2.Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3.Memberikan pelayanan kkesehatan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya

SEJARAH PERKEMBANGAN PUSKESMAS

Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungka rapat KERJA NASIONAL ( Rakernas ) di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya mengorganisasi sistem pelayanan kesehatan di tanah ai, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan, dan dari kegiatan-kegiatan seperti

•BKIA, BP, P4M dansebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama kedalam suatu organiisasi yang dipercaya dan diberi nama PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( Puskesmas ) dan puskesmas waktu itu dibedakan menjadi 4 macam :
1.Puskesmas tingkat Desa
2.Puskesmas tingkat Kecamatan
3.Puskesmas tingkat Kawedanan
4.Puskesmas tingkat Kabupaten

Pada rakernas ke II 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi 3 kategori
1.Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh
2.Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh
3.Puskesmas tipe C dipimpin oles paramedik

•Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan rakerkesnas dirasakan pembagian puskesmas didasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai karena puskasmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin dokter secara penuh atau sama sekali tidsk ada tenaga dokternya, sehingga

Dirasakan sulit untuk mengembangkannya . Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan dengan jumlah penduduk 30 000 sampai 50 000 jiwa orang penduduk. Konsep wilayah kerja puskasmas ini dipertahankan sampai akhir Pelita tahap II tahun 1979. dan ini lebih dikenal dengan nama konsep wilayah

Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan dikeluarkannya INPRES kesehatan No 5 Th 1974, Nomor 7 tahun 1975 dan nomor 4 tahun 1976 dan berhasil mendirikan dan menenpatkan tenaga dokter diseluruh pelososk tanah air maka sejak elita III maka konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wuilayah yang mempunyai jumlah penduduk 30 000 jiwa saja

Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas di daerah-daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumalah penduduk 30 000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan –kegiatan yang berada di suatu kecanatan maka salah satu puskesmas tersebut di tunjuk sebagai penanggungjawab yang selanjutnya disebut sebagai puskesmas induk sedang yang lain disebut puskesma pembantu. 2 kategori ini dikenal sampai sekarang

•WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah kesehatan diwilayah kerjanya walaupun wilayah kerjanya itu mempunyai lokasi yang berkilo-kilo meter dari puskesmas. Dengan azas inilah puskesmas dituntut untuk mengutamakan penegahan penyakit . Dengan demikian puskesmas dituntut secara aktif terjun kemasyarakat dan bukan puskesmas menunggu kunjungan masyarakat saja

Wilayah kerja puskesmas bisa didasarkan , area kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas wilayah, keadaan goegrafidan keadsaan infra struktur lainnya yang bisa untuk pertimbangan untuk pembagian wilayah kerja puskesmas.

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagiaan wilayah puskesmas ditetapkan oleh BUPATI KEPALA DAERAH.

Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa hanya satu kelurahan, sedangkan puskesmas di ibu kota kecamatan bisa senagai tempat pelayanan rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi Sasaran penduduk setiap wilayah puskesmas rata-rata 30 000 jiwa. Luas wilayah yang masih dianggap efektif mempunyai ratio 5km sedangkan luas wilayah yang dipandang optomal mempunyai ratio / jari wilayah 3 km

•Sistem Rujukan
•Definisi : suatau jaringan sistem pelayanan kesehatan yang mungkin penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya suatu masalah kesehatan masyarakat baik secara vertikal maupun horizontal
•Tujuan Khusus
 a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif
 b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif

•Jenis Rujukan
1.Rujukan Medik : meliputi
 a. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnospti, pengobatan , tindakan operatif
 b. Pengiriman bahan spesimen untuk pemeriksaan laborattorium
 c. mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau yang lebih ahli untuk pelayanan kesehatan 2. Rujukan Kesehatan adalah rujuan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif, promotif yang meliputi

•a. Survei Epidemiologi dan pemberantasan penyakit

b. Pemberian pangan dalam kelapatran dalam suatau wilayah kerja
c. Penyidikan sebab-sebab keracunan, bantuan teknologi, dan penangan keracunan
d. Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kkesehatan

Langkah-langkah Rujukan
1.Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan dari puskesmas pembantu dan pos kesehatan , posyandu
2.Mengadakan pusat rujukan dengan mengadakan ruang tambahan bagi pasien yang gawat darurat

•Meningkatkan sarana komunikasi antara unit-unit pelayanan kesehatan

. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai baik rujukan medik ataupun rujukan kesehatan

5. Meningkatkan upaya dana sehat untuk menunjang pelayanan rujukan

•Stratifikasi Puskesmas
1.Pengertian

Adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas, dalam rangka perkembangan fungsi puskesmas sehingga dalam rangka fungsi puskesmas dapat dilaksanakan lebih terarah.

2. Tujuan
 a. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan puskesmas dalam rangka mawas diri
 b. Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas dalam waktu mendatang
 c. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan pelaksanaan puskesmas sebagai masukan untuk pembinaan lebih lanjut

•Pengelompokan Stratifikasi
•Pengelompokan Strata dibagi menjadi 3
1.Strata I Puskesmas dengan Prestasi kerja Baik (warna hijau)
2.Strat II Puskesmas dengan Prestasi kerja Cukup (warna kuning)
3.Strata III Puskesmas dengan Prestasi kerja Kurang(warna merah)

Sasaran dari stratifikasi puskesmas adalah :
1.Puuskesmas tingkat kecamatan
2.Puskesmas tingkat ke;urahan ( puskesmas pembantu )
3.Unit-unit kesehatan lain
4.Pembinaan peran serta masyarakat

•Perancanaan Mikro (Mikro Planing)
1.Pengertian Adalah penyususnan rencana tingkat puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun dengan segala rincian tiap tahunnya

2.Tujuan :

@ Tersusunnya rencana kerja puskesmas selama 5 tahun secara tertulis
 @ Tersusunnya renacana kerja puskesmas tahunan sebagai penjabaran dari rencana kerja 5 tahunan

3. Langah-langkah Penyususnan

- Identifikasi keadaan dan masalah.:

Kegiatan yang yang dilakukan dalam tahap ini :

a. Mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan baik oleh pusat maupun daerah
•b. Pengumpulan data yang mencakup
•Data umum
•Data wilayah
•Data penduduk
•Sumber daya puskesmas sarana dan prasarana fisik tenaga dana dan sumber daya masyarakat
•Data status kesehatan
•Data cakupan program


c. Analisa Data
•Analisa derajat kesehatan ; dimana, kapan, jumlah, adanya masalah
•Analisa kependudukan ( demigrafi penduduk )
•Analisa pelayanan kesehatan ( input, proses, out put )
•Analisa perilaku : menggambarkan tentang sikap dan perilaku

•c. Perumusan Masalah : mengidentifikasi masalah yang dihadapi kemudian ditetapkan dan disepakati mrupakan sebagai masalah pada masyarakat

. Penentuan preoritas masalah : dengan system

Delbecq : secara musyawarah antar peserta / anggota puskesmas dengan saran dan nara sumber Hanlon : semua anggota bisa menyampaikan pendapat dengan cara memberikan nilai atau skor terhadap masalah.

2. Penyususnan Rencana

Perencanaan yang disusun berdasarkan preoritaas masalah yang disusun secara sistematis dengan urutan sebagai berikut :

a. Perumusan tujuan dan sasaran
 b. Perumusan kebijakan dan langkah-langkah
 c. Perumusan kegiatan
 d. Perumusan sumber daya

•3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan ( Plan of Action )
a.Penjadwalan meliputi :
•Penentuan waktu
•Penentuan lokasi dan sasaran
•Pengorganisasian

b. Pengalokasian sumber daya menliputi
•Dana : sumber dana ( besarnya), dan pemaanfaatannya
•Jenis dan jumlah sarana yang diperginakan
•Jumlah tenaga yang diperllukan

c. Pelaksanaan kegiatan yang meliputi :
•Persiapan
•Penggerakan dan pelaksanaan
•Pengawasan, pengendalian, dan penilaian

•Loka Karya Mini Puskesmas
1.Definisi

Adalah upaya untuk menggalang kerja sama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas sesua dengan perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap upaya kesehatan pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan.
2.Tujuan

a. Terlaksananya penggalangan kerjasama tim lintas program dalam rangka pembangunan manajemen sederhana, terutama dalam pembagian tugas dan pembatan rencana kerja harian
 b. Terlaksananya penanggulangan kerja sama lintas sektoral dalam pembinaan peran serta masyarakat
 c. Terlaksananya kerja sama rapat bulanan dan tribulanan sebagai tindak lanjut penggalangan kerja sama tim puskesmas

•Supervisi
1.Definisi : adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan arahan dan keluhan tentang masalah dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi permasalahanyang dihadapi sehingga mencapai daya guna dan hasil guna
2.Tuuan :

a. Terselanggaranya program upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan pedoman pelaksanaan
  b. Kekeliruan dan penyimpangan dalam pelaksanaan dapat diluruskan kembali
  c. Meningkatkan mutu pel;ayanan kesehatan

d. Meningkatkan hasil pencapaian pelayanan kesehatan
3.Supervisi dilakukan terhadapa tenaga teknis dan tenaga masyarakat dalam bentuk :

a. Pertemuan di dalam Puskesmas :

Pembimbingan dilakukan menyangkut kegiatan teknis maupun administrasi dan penambahan pengetahuan
● •b. Kunjungan Lapangan yang dilakukan terhadap :
    petugas kesehatan termasuk bidan desa kader kesehatan sarana pelayanan termasuk puskesmas pembantu

c. Pelaksanaan Pembimbingan

Dokter Puskkesmas
Staf Puskesmas

d. Sasaran pembinaan
 Staf puskesmas sebagai pelaksana kegiatan lapangan
    . Tenaga sukarela ( kader, dasa wisma,

e Waktu pelaksanaan ;
    . Terhadap staf pelaksana puskesmas dilaksanakan minimal satu buan sekali atau sewaktu-waktu bilamana dibutuhkan.

•Sistem Pencatatan dan PeLaporan Terpadu Puskesmas ( SP2TP)
1.Definisi

Adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lenkap untuk pengelolaan puskesmas meliputi keadaan fisik, sarana, dan kegiatan pokok yang dilakuakan serta hasil yang telah dicapai

2. Tujuan :

a. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok puskesmas secara akurat tepat waktu dan mutakir
  b. Terlaksananya pelaporan data data secara teratur di berbagai jenjang administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku
  c. Dipergunakan data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam ranka pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas diperbagai tingkat administrasi

•Ruang Lingkup
1.SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling
2.Pencatatan dan pelaporan mencakup :

a. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
  b. Data ketenagaan di puskesmas
  c. Data sarana yang dimiliki puskesmas
  d. Dat kegiatan pokok puskesmas baik dalam / luar gedung

Pelaksanaan
1.Pencatatan dengan menggunakan format :
2.Buku regester : al
•rawat jalan dan eawat inap
•Penimbangan
•Kohort ibu / anak
•Persalinan. Laboratorium
•Penyakit menular , imunisasi dll


• •Pelaporan
•Jenis Pelaporan
  a. Bulanan : al
      * rawat jalan dan rawat inap
      * penimbangan
      * kohort ibu dan anak
      * persalianan
      * Laboratorium
      * pengamatan penyakit menular
      * imunisasi
      * PKM
      * Kartu indek penyakit
      * sensus harian penyakit dll

•Pemanfaatan SP2TP
1.Untuk memenuhi administrasi oada jenjang yang lebih tinggi dalam tingkat pembnaan , perencanaan, dan penetapan kebijaksanaan.
2.Dimanfaatkan puskesmas untuk peningkatan upaya kesehatan puskesmas mealui :

a. perencanaan, ( perencanaan mikro )
  b. penggerakan dan pelaksanaan ( loka karya mini puskesmas )
 c. pengawasan, pengendalian dan penilaian(stratifikasi )



sumber: ushai.student.umm.ac.id/files/2010/08/ar_PUSKESMAS_07.ppt















































































Sejarah Adanya Odol = Pasta Gigi

Biasanya suatu produk yang sudah terkenal dari awal akan menjadi brand untuk sebutan jenis produksinya itu sendiri.

Asal Usul Pasta Gigi Dinamakan ‘Odol’




Pernahkan terbersit dalam pikiran Anda mengapa pasta gigi yang kita pakai setiap hari dinamakan ’odol’? Inilah jawabannya. Dia berasal dari merk pasta gigi bernama ’Odol’ yang amat tersohor di zaman dahulu, termasuk di tanah air kita yang kala itu masih di bawah penjajahan Belanda. Pasta gigi dengan wadah berwarna biru muda mampu menggeser pemakaian tumbukan batu-bata dan bubuk buah pinang (areca nut) yang kala itu masih banyak digunakan penduduk kita untuk menggosok gigi. Namun seperti layaknya dengan istilah-istilah bahasa Belanda lainnya, masyarakat kesulitan untuk mengucapkan kata tandpasta (tand = gigi) ini. Alhasil, diambillah jalan termudah dengan menyebut nama merknya, yaitu ’odol’.


Pada gambar terlihat dua contoh iklan zaman baheula pasta gigi ’Odol’ ini. Iklan yang di sebelah kiri bertuliskan Mooi Tanden yang bermakna ’gigi geligi yang indah’, sedangkan iklan kuno di sebelah kanan bertuliskan zahnpasta yang merupakan kata bahasa Jerman dengan makna yang sama. Ya, nampaknya ’Odol’ ini diproduksi di Jerman, tetapi berbeda dengan di Indonesia yang sudah lama tidak beredar lagi, di negara asalnya hingga saat ini pasta gigi ’Odol’ ini masih tetap eksis. Bahkan pasta gigi ’Odol’ ini juga dipasarkan di kawasan negara-negara Eropa seperti Ceko, Hungaria, Belanda dan sebagainya. Pasta gigi ’Odol’ sudah berpuluh tahun yang lalu hilang dari peredaran di negeri kita, namun dia meninggalkan warisan kata yang masih digunakan hingga saat ini yaitu ’odol’.







Minggu, 05 Februari 2012

Kamis, 02 Februari 2012

PERMENKES RI NO. 1796 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN


Menteri Kesehatan RI pada tgl 22 Agustus 2011 telah menetapkan sebuah peraturan baru yg sangat penting utk diketahui dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan yg akan melaksanakan tugas profesinya (Sebagai bidan, perawat, analis kes., perawat gigi, sanitarian, nutrisionist/ahli gizi, dll).


Peraturan tsb adalah PERMENKES RI NOMOR 1796/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN. Kehadiran peraturan ini utk menggantikan PERMENKES RI NO.161/MENKES/I/2010 TENTANG REGITRASI TENGA KESEHATAN. Dengan disyahkannya PERMENKES NO 1796 maka PERMENKES NO 161 dicabut.

Setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan pekerjaannya wajib memiliki STR (Surat Tanda Registrasi). Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi.
Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya.

Untuk memperoleh STR tenaga kesehatan harus memiliki ijazah dan sertifikat kompetensi. Ijazah dan sertifikat kompetensi diberikan kepada peserta didik setelah dinyatakan lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi.

Dengan adanya permenkes tersebut, maka setiap tenaga kesehatan wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebelum tenaga kesehatan tersebut melaksanakan tugas keprofesiannya.

Sedangkan Uji Kompetensi wajib diikuti oleh mahasiswa program kesehatan sebelum mereka lulus dari institusi pendidikannya. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya Pemerintah dalam hal pembinaan dan pengawasan kualitas tenaga kesehatan di Indonesia. Bagi mereka yang lulus pendidikan sebelum tahun 2011 atau sebelum Permenkes ini di keluarkan, tidak diwajibkan mengikuti Uji Kompetensi. Dan kepadanya dapat diberikan Surat Tanda Registrasi (STR) dengan masa berlaku 5 (lima) tahun. (Bisa melakukan pemutihan). Batas waktu pengumpulan berkas pemutihan sampai dengan akhir Desember 2011.

Untuk mendapatkan pemutihan STR tersebut, setiap tenaga kesehatan mengusulkan permohonan kepada Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) melalui Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) dengan melampirkan hal-hal sebagai berikut :
Fotokopi KTP 1 lmbar
Fotocopy Ijazah (legalisir) rangkap 2
Pas Foto ukuran 4×6 latar belakang merah,sebanyak 4 lembar
Surat Ijin Kerja (bila ada) sebanyak 2 lembar
Berkas usulan ini dapat disampaikan melalui organisasi profesinya masing-masing secara kolektif (Patelki, Persagi, PPNI, IBI, PPGI, Hakli, dll)

Diharapkan semua tenaga kesehatan, baik PNS maupun yang bekerja di swasta dapat segera mengusulkan permohonan untuk mendapatkan STR sesuai Permenkes No. 1796 tahun 2011 ini.
Sertifikat kompetensi dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia. Sertifikat kompetensi berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang setiap 5 (lima) tahun. Untuk pertama kali sertifikat kompetensi diberikan selama jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal kelahiran tenaga kesehatan yang bersangkutan. Sertifikat kompetensi dipergunakan sebagai dasar untuk memperoleh STR.

   



Minggu, 22 Januari 2012

Selamat Datang Di Sumbang Dua.Com





PUSKESMAS II SUMBANG

VISI    : 
PUSKESMAS II SUMBANG SEBAGAI PUSKESMAS TERBAIK DALAM PELAYANAN

MISI    : 
1. MELAYANI DENGAN RAMAH DAN PROFESIONAL TANPA MEMANDANG        
   STATUS
2. MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA
3. MENINGKATKAN SARANA DAN PRASARANA
4. MENINGKATKAN PHBS MELALUI DESA SIAGA



Foto Saya



Selamat datang kami ucapkan kepada pengunjung semua, semoga Sumbang Dua.Com dapat memberikan pelayanan lebih kepada Anda, kritik dan saran sangat kami harapkan.

Sekilas Tempat Kami Berada

Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

Desa Gandatapa terdiri dari 6 RW :
- grumbul Sirapan (Sirapan Wetan, Sirapan Tengah, Sirapan Kulon)
- grumbul Dakom (Dakom Lor, Dakom Kidul)
- grumbul Karang Petir
- grumbul Blembeng
- grumbul Cilwek
- grumbul Gandatapa
- grumbul Brubahan (Sirapan Wetan)
- grumbul Legok


  • Obyek Wisata                                : CURUG CEHENG
  • Vasilitas                                         : PUSKESMAS II SUMBANG
  • Situs sejarah di grumbul Gandatapa : Candi Ronggeng - Makam Dawa
  • Sumber Air Minum yang disalurkan ke seluruh Desa dan Kecamatan Sumbang dan Kembaran