Ada seorang petani pekerja keras namun sangat lugu. Tiap hari pergi ke sawah sejak pagi hingga sore. Setiap kali dia ke sawah, dia selalu melewati puskesmas yang terdapat fasilitas alat timbang gratis bagi tiap warga desa yang lewat. Rupanya fasilitas itu sengaja disediakan oleh dokter puskesmas untuk menjalin komunikasi dan pelayanan yang baik dengan warga desa.
Setiap pulang dari sawah, dengan menggendong bebannya yang berat, petani itu mampir sebentar di puskesmas dan menimbang badannya. Ia selalu melihat berat badannya selalu 80 kg. Apalagi orang-orang yang melihatnya menimbang juga selalu tertwa atau menahan tawa. Ia pikir mereka menertawakannya karena ia benar-benar gendut.. Akhirnya ia berpikir untuk diet, namun keadaannya tak pernah membaik. Setiap menimbang, berat badannya selalu saja 80 kg.
Suatu hari, si petani bertanya kepada salah satu dokter yang lewat ketika ia sedang menimbang dan berkata: “ Dok, saya heran. Koq berat badan saya selalu 80 kg, padahal saya selalu diet? Lagipula saya kan juga jarang makan yang enak-enak kayak orang kota. “
Sang dokter hanya senyum-senyum melihat kelakuan si petani polos tersebut. Si petani malah kebingungan dan terus mendesak si dokter untuk memberitahukan alasannya. Si dokter pun menjawab sambil menahan ketawa: “ Yah jelas aja, mas. Mas kan nimbang sambil bawa alat-alat macul mas. Jelas aja berat. Pantaslah mereka semua yang ngeliat mas ketawa. Wong saya aja ketawa. Mas, kalo mau nimbang, yah di taruh dulu alat-alat maculnya. Lagian berat badan badannya situ sebetulnya 70 kg. Masih normal. Ga perlu diet. “
Maka merahlah muka si petani menahan malu dan buru-buru ngacir dari puskesmas tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar