Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari indeks ekonomi (pendapatan riil per kapita), indeks pendidikan (angka melek huruf dan lama sekolah), dan indeks kesehatan
(umur harapan hidup waktu lahir). Untuk menentukan peringkat kabupaten/kota dalam pembangunan kesehatan disusunlah Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) yaitu indikator komposit yang
menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan, dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), dan Survei Potensi Desa (Podes).
Secara nasional Kabupaten Brebes berada pada posisi ke 292 dari 440 kabupaten/kota. Tetapi tetap saja di tingkat Provinsi Jawa Tengah, IPKM Kabupaten Brebes berada pada peringkat paling bawah di antara 35 kabupaten/kota (Diseminasi Hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 di Mataram, Nusa Tenggara Barat).
Angka Harapan Hidup adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.Idealnya cara menghitung Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan
registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian.
Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan Hidup digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite.
Tabel Umur Harapan Hidup (UHH) Kabupaten BrebesTahun 1996-2009
TAHUN UMUR HARAPAN HIDUP (UHH)
TAHUN UMUR HARAPAN HIDUP (UHH)
BPS BREBES BPS PROVINSI
1996 59,8 Tahun 59,8 Tahun
1999 63,3 Tahun 63,3 Tahun
2002 64,2 Tahun 64,2 Tahun
2003 64,9 Tahun 64,9 Tahun
2004 65,5 Tahun 65,5 Tahun
2005 66,3 Tahun 66,3 Tahun
2006 65,89 Tahun 65,89 Tahun
2007 68,04 Tahun 66,75 Tahun
2008 69 Tahun 67,08 Tahun
2009 69,44 Tahun 67,37 tahun
Sumber : BPS Kab. Brebes dan BPS Provinsi Jawa tengah
Ada 24 indikator kesehatan yang digunakan dalam IPKM dengan nilai korelasi UHH yang tertinggi. Indikator kesehatan tersebut adalah prevalensi balita gizi buruk dan kurang, prevalensi balita sangat pendek dan pendek, prevalensi balita sangat kurus dan kurus, prevalensi balita gemuk, prevalensi diare, prevalensi pnemonia, prevalensi hipertensi, prevalensi gangguan mental, prevalensi asma, prevalensi penyakit gigi dan mulut, prevalensi disabilitas, prevalensi cedera, prevalensi penyakit sendi, prevalensi ISPA, proporsi perilaku cuci tangan, proporsi merokok tiap hari, akses air bersih, akses sanitasi, cakupan persalinan oleh nakes, cakupan pemeriksaan neonatal-1, cakupan imunisasi lengkap, cakupan penimbangan balita, ratio Dokter/Puskesmas, dan ratio bidan/desa.Berdasarkan keterangan dari Inneke Tri Sulistyowati, SKM,M.Kes selaku Kabid PPSDK Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, bahwa program kegiatan yang dilakukan untuk
akselerasi peningkatan IPM bidang kesehatan di Kabupaten Brebes adalah :
1. Melaksanakan upaya kesehatan yang berkualitas dan menyeluruh
a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
b. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya
c. Pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya
d. Kemitraan kesehatan bagi pasien kurang mampu.
e. Pengadaan peralatan kesehatan
f.Jaminan pertolongan persalinan (Jampersal)
g. Pelayanan kesehatan Ibu, Bayi, dan Anak
h. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat.
i. Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
j. Pemberian makanan tambahan dan vitamin
k. Penanggulangan KEP (Kurang Energi Protein), Anemia, Gaky (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium), Kekurangan Vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya.l. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
m. Penyehatan lingkungan
n. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
o. Pelayanan imunisasi
p. Surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB
1996 59,8 Tahun 59,8 Tahun
1999 63,3 Tahun 63,3 Tahun
2002 64,2 Tahun 64,2 Tahun
2003 64,9 Tahun 64,9 Tahun
2004 65,5 Tahun 65,5 Tahun
2005 66,3 Tahun 66,3 Tahun
2006 65,89 Tahun 65,89 Tahun
2007 68,04 Tahun 66,75 Tahun
2008 69 Tahun 67,08 Tahun
2009 69,44 Tahun 67,37 tahun
Sumber : BPS Kab. Brebes dan BPS Provinsi Jawa tengah
Ada 24 indikator kesehatan yang digunakan dalam IPKM dengan nilai korelasi UHH yang tertinggi. Indikator kesehatan tersebut adalah prevalensi balita gizi buruk dan kurang, prevalensi balita sangat pendek dan pendek, prevalensi balita sangat kurus dan kurus, prevalensi balita gemuk, prevalensi diare, prevalensi pnemonia, prevalensi hipertensi, prevalensi gangguan mental, prevalensi asma, prevalensi penyakit gigi dan mulut, prevalensi disabilitas, prevalensi cedera, prevalensi penyakit sendi, prevalensi ISPA, proporsi perilaku cuci tangan, proporsi merokok tiap hari, akses air bersih, akses sanitasi, cakupan persalinan oleh nakes, cakupan pemeriksaan neonatal-1, cakupan imunisasi lengkap, cakupan penimbangan balita, ratio Dokter/Puskesmas, dan ratio bidan/desa.Berdasarkan keterangan dari Inneke Tri Sulistyowati, SKM,M.Kes selaku Kabid PPSDK Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, bahwa program kegiatan yang dilakukan untuk
akselerasi peningkatan IPM bidang kesehatan di Kabupaten Brebes adalah :
1. Melaksanakan upaya kesehatan yang berkualitas dan menyeluruh
a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
b. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya
c. Pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya
d. Kemitraan kesehatan bagi pasien kurang mampu.
e. Pengadaan peralatan kesehatan
f.Jaminan pertolongan persalinan (Jampersal)
g. Pelayanan kesehatan Ibu, Bayi, dan Anak
h. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat.
i. Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
j. Pemberian makanan tambahan dan vitamin
k. Penanggulangan KEP (Kurang Energi Protein), Anemia, Gaky (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium), Kekurangan Vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya.l. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
m. Penyehatan lingkungan
n. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
o. Pelayanan imunisasi
p. Surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB
1. Peningkatan kualitas pemerataan sumber daya kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan
a. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana prasarana puskesmas dan jaringannya.
b. Pengadaan , peningkatan sarana dan prasarana RSUD Bumiayu
Strategi yang diterapkan dalam melaksanakan program-program kegiatan tersebut adalah :
1. Setiap sarana pelayanan kesehatan tersedia cukup obat dan peralatan kesehatan
2. Semua ketersediaan farmasi dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
3. Rumah sakit, puskesmas, dan jaringannya memenhui standar mutu.
4. Setiap sarana pelayanan kesehatan di rumah sakit, puskesmas, dan jaringannya memenhui standar mutu.
5. Setiap sarana pelayanan kesehatan tersedia sumber daya manusia yang kompeten
6. Setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
7. Setiap bayi, anak, ibu hamil dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari penyakit.
8. Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
9. Seluruh keluarga sadar gizi
10. Setiap kejadian termasuk KLB (Kejadian Luar Biasa) dilaporkan secara cepat dan
tepat.
Oleh : Ismawan Nur Laksono
http://dinkes.brebeskab.go.id/attachments/article/100/Meningkatkan%20Umur%20Harapan%20Hidup.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar